Perbuatan dosa biasanya membekas dalam hati. Hati akan dihinggapi perasaan berdosa. Sekali berbuat dosa, pikiran jadi tidak tentram. hal itu pernah saya rasakan bahkan saya pernah melakukan dosa besar yang mungkin belum pernah kalian lakukan. Perasaan galau. Hidup tidak tenang. Ada perasaan dosa menghantui. Sampai saya pernah mau melakukan bunuh diri ke sumur air yang ada pada saat itu. Beruntung saya tertolong karena pada saat saya loncat ada paman saya yang menolong dan mengangkat saya dari sumur tersebut. Ini wajar. Dan memang seharusnya takdir saya seperti itu. Yang tidak wajar justru berbuat dosa, tapi merasa tenang-tenang saja.
Manusia memang tempat lupa dan salah, salah wae lain setan, bener wae lain malaikat. Begitu kata pepatah sunda. Kesalahan adalah sesuatu yang manusiawi. Tak ada manusia yang luput dari dosa dan salah. Namanya saja insan (manusia). Dalam bahasa Arab akar kata insan adalah nasiya. Nasiya berati lupa.
Namun yang paling peting, bagaimana menyikapi perbuatan dosa itu. Jangan putus asa dari rahmat Allah SWT, kalau dosa disikapi dengan putus asa, maka hidup tidak tentram. Perasaan dosa terus membayang. Ketenangan semakin jauh. Akhirnya hidup jadi kepalang tanggung. Kadang berbuat dosa, dosa lain juga dilakukan.
Maka jangan biarkan perasaan berdosa terus berkecamuk. Sekali muncul, segera pangkas dengan tobat. manusia memang tempat lupa dan salah. Tetapi sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang yang bertobat. pintu tobat senantiasa terbuka lebar. Kata tawwab menunjukan inten sive from (bentuk melebihkan). Allah SWT maha penerima tobat. Maknanya, dalam keadaan apapun Jangan putus asa dari Rahmat Allah SWT.
Tobat mesti disertai dengan keyakinan. Yakin bahwa Allah SWT akan menerima tobat kita. Yakin bahwa ALlah SWT akan menerima tobat kita. Tanpa keyakinan, perasaan berdosa tetap akan membayangi. Karena itu, ada langkah-langkah agar tobat diterima.
Menurut Ibnu'Abbas ada 4 tahapan tobat yang mesti dilalui
- Menyesal, ini tahapan pertama. Menyesal sangatlah penting. Penyesalan merupakan pengakuan batin. Tanpa penyesalan tidak mungkin seseorang akan bertobat. Karena itu dalam sebuah hadist disebutkan: "Allah tidak akan menerima tobat ahli bid'ah sebelum meninggalkan kebid'ahannya" (HR Ibnu Majah) Sebab tidak ada ahli bid'ah yang menyesali perbuatan bid'ahnya. Mereka merasa benar. bahkan, menganggap bid'ah sebagai sunnah. Jadi tidak mungkin mereka bertobat dari kebid'ahannya.
- Beristigfar. Ada pengakuan lisan bahwa diri telah melakukan kesalahan.
- Meninggalkan dosa tersebut. Mana ada bertobat sambil tetap saja melakukan kesalahan yang sama.
- Bertekad tidak mengulangi kesalahan itu. ini merupakan bukti kesungguhan. Juga sekaligus menjadi indikator diterima -tidaknya tobat seseorang.
Mungkin ini yang bisa saya sampaikan dari tulisan diatas maka saya simpulkan betapa besar Rahmat Allah SWT. Sehingga sebesar apapun dosa kita Allah SWT pasti akan memaafkan dosa kita. kalau artikel ini bermanfaat Share dan dukung terus blog ini supaya bisa terus menginspirsi dan memotivasi. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar